KARYA DAN PERANAN ROH KUDUS DALAM PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU
KARYA DAN PERANAN ROH KUDUS DALAM PERJANJIAN
LAMA DAN PERJANJIAN BARU
Alkitab Perjanjian
Lama dan Alkitab Perjanjian Baru merekam keberadaan dan pekerjaan Roh Kudus.
Meskipun ada perbedaan dalam intensitas manifestasi, namun perbedaan tersebut
tidak dapat dijadikan dasar asumsi bahwa ajaran Perjanjian Baru dan Perjanjian
Lama mengenai Roh Kudus bertentangan. Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
bergerak mengarah ke depan ke jaman gereja Perjanjian Baru, dan puncaknya pada
kesempurnaan gereja di akhir jaman. Itulah sebabnya Roh Kudus hadir dan bekerja
selaras dengan rencana Allah Bapa untuk dunia ini, dan memanifestasikan diri
dalam kehendak-Nya sesuai konteks keberadaan manusia.Alkitab Perjanjian Lama maupun Alkitab Perjanjian Baru
memberikan bukti tentang pekerjaan Roh Kudus yang berinteraksi dengan manusia.
Roh Kudus selaku pribadi Allah yang kekal tetap ada dan terus bekerja sebelum
dan sesudah hari Pentakosta.
[1]Keberadaan Roh Kudus
tetap dilihat sebagai pribadi yang tidak mungkin dipisahkan dengan Allah Bapa
dalam Tritunggal. Pembahasan yang akan dilakukan berikut ini tidak
mempergunakan metode menginventarisir ayat-ayat yang berhubungan dengan Roh
Kudus menurut pengelompokkan kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Baru, melainkan menguraikan pekerjaan apa saja yang telah dilakukan Roh Kudus.
Mempelajari karya Roh Kudus sama pentingnya dengan mempelajari
karya keselamatan yang dikerjakan Yesus Kristus, sebab Roh Kudus hadir dan
berkarya menindaklanjuti pekerjaan Yesus pasca kebangkitan. Harun Hadiwijono
memberikan pernyataan bahwa: “Demikian juga Roh Kudus dapat
disamakan dengan Kristus, Anak Allah, dilihat dari segi ini, bahwa Roh itu
adalah Kristus yang hadir berbuat untuk menjadikan orang-orang milikNya
menikmati hasil karya penyelamatanNya.” [2] Penegasan Yesus tentang kenaikan-Nya ke sorga bertalian erat
dengan turunnya Roh Kudus (Yohanes 14:26; 16:7-15). Yesus mengatakan hanya
melalui karya Roh Kudus akan dapat diketahui kebenaran yang sesungguhnya. Dan
ada banyak hal yang akan diberitahukan oleh Roh Kudus, dan para murid akan
mampu menerima semuanya manakala Roh Kudus turun berada di tengah gereja. Fakta
yang tidak mungkin diingkari, kedua puluh tujuh kitab dalam Perjanjian Baru
tidak ditulis semasa Yesus berada di bumi, melainkan setelah turunnya Roh Kudus
di atas loteng Yerusalem.
A. Pekerjaan Roh
Kudus dalam Perjanjian Lama
Jika melihat intensitas karya Roh Kudus maka lebih banyak
didapati dalam Perjanjian Baru daripada dalam Perjanjian Lama. Perbedaan inilah
yang menjadi salah satu pertimbangan para ahli memutuskan mengenai Roh Kudus
dalam Perjanjian Lama sesungguhnya berbeda dengan Roh Kudus di dalam Perjanjian
Baru. Pendapat semacam itu sesungguhnya sangat tidak adil, dimana kesamaan yang
besar diabaikan hanya karena perbedaan yang kecil. Prinsipnya, Roh Kudus sebagai Pribadi nampak dalam
karya-Nya, sebaliknya karya-Nya menunjukkan Roh Kudus adalah sebagai Pribadi.
Keduanya tidak mungkin dipisahkan atau dipertentangkan. Perjanjian Lama
mencatat kehadiran Roh Kudus yang dinyatakan dalam pekerjaan-Nya diantaranya
adalah:
Jagad raya dengan keteraturan serta sistem yang rumit dan akurat
bagi ilmu sekuler dianggap masuk akal jika keberadaannya dikarenakan akibat
suatu ledakan yang kebetulan. Apa justru tidak lebih masuk akal jikalau
dikatakan keberadaan dan keteraturan jagad raya ini diciptakan oleh Pribadi
Yang Maha Jenius? Seperti seorang anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar
dalam kebingungan sepulang sekolah. Ia menemui ayahnya untuk meminta penjelasan
soal terjadinya bumi apakah akibat ledakan besar yang terjadi karena kebetulan,
atau diciptakan oleh Allah seperti yang diajarkan di Sekolah Minggu. Ayahnya
meminta sekaleng kelereng yang dimiliki anaknya dengan mengatakan“Nak, jika
kelereng ini ditebarkan di lantai mungkinkah kelereng-kelereng ini akan
mengelompok secara kebetulan sesuai warnanya masing-masing?” Anaknya yang cerdas menjawab “Itu tidak mungkin terjadi ayah”. Ayahnya menanyakan kembali “Berapa kalipun dicoba apakah tidak
mungkin?”, Dan anaknya
menjawab “Ya”. Lalu ayahnya bertanya lagi“Menurutmu
bagaimana cara supaya kelereng-kelereng tersebut berkelompok sesuai warnanya?” Anaknya menjawab “Ya harus ada yang mengelompokkannya” Selanjutnya sang ayah menegaskan “Begitupun dengan dunia kita yang
indah dan dasyat ini tidak terjadi secara kebetulan, semuanya diciptakan oleh
Allah yang Maha Kuasa dan dasyat itu nak”.
Dalam kisah di atas membuktikan sebenarnya lebih masuk akal jika
bumi ini diciptakan oleh Pribadi yang Maha Jenius daripada terjadi karena suatu
peristiwa kebetulan. Alkitab mencatat langit dan bumi diciptakan oleh Allah,
dan pada saat penciptaan tersebut Roh Kudus ikut berperan serta (Kejadian
1:1-2). Robert Davidson menerangkan bahwa:
Kejadian 1:1-3 menyatakan pada saat Allah menciptakan dan
mengadakan penataan langit dan bumi, Roh Kudus ikut berperan aktif. Peran aktif
Roh Kudus selaku Pribadi yang melakukan fungsinya ditunjukkan di ayat 2 dalam
kalimat “Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air”. Artinya
Roh Kudus mengadakan perubahan dari samudera yang gelap menjadi kawasan yang
jelas perbedaan-perbedaannya.[4] Stanley M. Horton memberikan penegasan
dengan menulis sebagai berikut:
Roh Kudus senantiasa memberikan tuntunan sebagaimana diyakini
oleh penulis Kitab Mazmur (Mazmur 143:10), bahwa seseorang mendapatkan kekuatan
serta berhasil dalam melaksanakan tanggung jawabnya karena Roh Kuduslah yang
menolongnya untuk mencapai tujuan (Bilangan 11:16, 17 ).
Ketika Musa membangun Kemah
Pertemuan, ia memilih orang-orang yang oleh Roh
Kudus telah dikaruniai keahlian, pengertian dan pengetahuan untuk membuat
segala perlengkapannya (Keluaran 31:3; 28:3). Hal memilih orang-orang ini
sangat penting mengingat bangsa (Israel )
yang keluar dari Mesir hanya memiliki pengalaman sebagai budak. Hubungan
karunia dengan pelaksanaan tugas Stanley M. Horton menulis :
A.4.
Menciptakan moralitas yang benar
Roh Kudus tidak dapat mentolerir segala bentuk kenajisan atau
dosa yang dilakukan seseorang, karena hakekat Roh Kudus sendiri adalah kudus
(Kejadian 6:1-8). Roh Kudus akan menghardik dan memberikan hukuman kepada
segala macam bentuk pelanggaran terhadap firman Allah. Roh Kudus juga mendidik
serta memberikan bimbingan terhadap umat Allah bagaimana seharusnya hidup
didalam ketaatan kepada Tuhan (Yesaya 11:5; Yehezkiel 36:27; Nehemia 9:20).
Harun Hadiwijono menyatakan:
Pada saat menyampaikan berita untuk umat Allah para nabi
menerima materi berita melalui Roh Kudus, dan bukan hasil rekayasa dari dirinya
sendiri (Yesaya 42:1). Raja Daud
meyakini apa yang dikatakan melalui mulutnya datang melalui pewahyuan Roh Kudus (2 Samuel 23:2). Nabi Yoel juga
meyakini serta menubuatkan bahwa firman Allah akan datang dijaman yang
kemudian, diberikan dengan cara melalui mimpi, penglihatan dan nubuatan yang
diilhami Roh Kudus (Yoel 2:28, 29). Stanley M. Horton menulis:
Roh Kudus menyampaikan hal-hal yang akan terjadi di masa yang
akan datang, tentang kedatangan Mesias melalui nubuatan yang disampaikan para
nabi (Yesaya 61:1, 2). Misi kedatangan Mesias ke dunia memberikan keselamatan
serta kesejahteraan umat manusia yang terbelenggu dan diperbudak dosa (Yesaya
11:1-10). Tugas Kemesiasan yang disampaikan para nabi melalui nubuatan dalam
ilham Roh Kudus sebenarnya yang dimaksud adalah Yesus Kristus sendiri.[9] Nabi Maleakhi menubuatkan kedatangan
Mesias terlebih dahulu akan diawali kedatangan Nabi Elia dalam rangka merintis
jalan mempersiapkan kehadiran Mesias (Maleakhi 4:5,6).
Konsep Mesianik datang dari Roh Kudus melalui nubuatan para nabi
yang dipercayai dan ditunggu-tunggu penggenapannya oleh bangsa Yahudi. Seiring
berjalannya waktu serta pasang surut perkembangan politik bangsa Yahudi, konsep
kedatangan Mesias akhirnya dipahami secara politis.
A.7. Memberi kemampuan yang luar biasa
Seseorang dapat memiliki kekuatan yang luar biasa diatas
rata-rata manusia pada umumnya karena Roh Kudus menyertainya. Kekuatan yang
luar biasa dari Roh Kudus hanya sebagai sarana untuk melaksanakan misi Allah.[10] Stanley M. Horton berpendapat tentang
kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh para tokoh dalam Perjanjian Lama
sebagai berikut:
Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama cakupannya sangat luas
sebagai perwujudan karya Allah yang tetap peduli dengan ciptaan-Nya. Hal itu
turut membuktikan peran Roh Kudus sebagai Pribadi dalam ke-Tritunggalan Allah.
B. Pekerjaan
Roh Kudus dalam Perjanjian Baru
Seseorang diselamatkan bukan hasil dari usaha pekerjaan baiknya
dalam bentuk amal kesalehan, melainkan melalui imannya kepada Yesus Kristus.
Roh Kudus berperan mengadakan pembaruan status orang percaya di hadapan Allah
dari yang dulunya sebagai budak dosa telah diadopsi sebagai anak Allah (Yohanes
1:12; Titus 3:5; Roma 8:15). Dalam hal ini Chris Marantika menulis:
Kehadiran Allah ditengah-tengah umat-Nya dinyatakan dalam
pekerjaan Roh Kudus yang memberikan bimbingan kepada orang percaya. Roh Kudus
memberikan hikmat kepada seseorang agar dapat memahami sesuatu yang tidak
mungkin dipahami melalui akal pikiran biasa (1 Korintus 2:13). Senada dengan
itu Millad J. Erickson menjelaskan:
Bahkan dalam 1 Yohanes 2:27
ditegaskan betapa pentingnya urapan atau pencerahan yang diberikan oleh Roh
Kudus untuk mengerti firman Allah, sampai-sampai penulis Surat Yohanes
menggunakan kalimat “… tidak perlu kamu diajar oleh orang lain.”
Seseorang dapat memiliki kearifan dengan cara mengharapkan dan
meminta pertolongan Roh Kudus.[15] Sebab Roh Kudus mampu memimpin dan
mengajar untuk memberikan pemahaman terhadap seluruh kebenaran, Ia juga mampu
membimbing seseorang bagaimana seharusnya menyampaikan argumentasi mengenai
kebenaran (Lukas 12:12; Yohanes 16:13,14; Markus 13:11).
Setiap orang yang dipanggil dan ditetapkan dalam pelayanan
dilengkapi oleh Roh Kudus dengan karunia sesuai kebutuhan dalam rangka
pembangunan tubuh Kristus (Roma 12:6-8; 1 Korintus 12:7-11). Orang yang
dipanggil dalam pelayanan tidak diukur menurut kesanggupan manusiawi yang
terbatas, melainkan menurut ukuran pembekalan Roh Kudus yang melimpah.[16] Paul Yonggi Cho menyatakan bahwa:
B.4. Membawa hidup dalam kekudusan
Rasul Paulus menghubungkan hidup dalam Roh yang terjadi dalam
diri seseorang dengan kemampuan yang diterima dari Roh untuk mematikan
perbuatan-perbuatan daging (Roma 8:9-13). Kekudusan dihubungkan dengan
mematikan perbuatan daging dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas moral yang
benar.
Dalam hal ini Bruce Milne menulis: “Hal ini
menggarisbawahi kenyataan bahwa tidak mungkin memisahkan krisis pembaruan dari
perubahan moral yang menyusul. Menurut istilah teologi, pembenaran … tidak
dapat dipisahkan dari pengudusan (proses perubahan moral sepanjang hidup untuk
lebih mendekati citra Kristus).”[19]
Paulus menjelaskan kepada jemaat di Galatia tentang hidup oleh Roh dengan ditandai
tidak hidup menurut keinginan daging. Perbuatan daging yang dimaksudkan adalah
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya (Galatia 5:11-21).
Roh Kudus menolong orang percaya melepaskan diri dari ikatan perbuatan daging
dan memimpinnya untuk hidup dalam kekudusan.
B.5. Mengilhamkan penulisan Kitab Suci
Bertitik tolak dari penjelasan Yesus Kristus tentang Roh Kudus
(Yohanes 14:26 dan 16:13), bahwa Roh Kudus-lah yang akan mengajar apa yang
difirmankan Yesus, dan memberitahukan hal-hal yang akan datang, maka peran Roh
Kudus dalam penulisan Kitab Suci menjadi sangat penting.
Rasul Petrus dan Rasul Paulus mempercayai otoritas Roh Kudus
dalam memberikan pengilhaman untuk terwujudnya penulisan Alkitab (2 Petrus
1:21; 2 Timotius 3:16). Karena dorongan untuk menulis berasal dari Roh Kudus,
para pembaca harus memperhatikan nubuatan sebagai firman Allah. [20] Tentang peran Roh Kudus dalam
pengilhaman Kitab Suci Henry C. Thiessen memberi penegasan bahwa:
“Para Rasul menyatakan bahwa mereka telah menerima Roh ini
(Kisah 2:4; 9:17; 1 Korintus 2:10-12; 7:40; Yakobus 4:5; 1 Yohanes 3:24; Yudas
19) dan bahwa mereka berbicara karena dipengaruhi oleh Roh serta atas nama Roh
itu (Kisah 2:4; 4:8, 31; 13:9; 1 Korintus 2:13; 14:37; Galatia 1:1, 12; 1
Tesalonika 2:13; 4:2, 8; 1 Petrus 1:12; 1 Yohanes 5:10-11; Wahyu 21:5; 22:6,
18-19). Jadi dapat dikatakan bahwa Tuhan Yesus sendiri menjamin pengilhaman
Perjajian Baru.”[21]
B.6. Menindaklanjuti pelayanan Yesus Kristus
Tuhan Yesus menegaskan bahwa kehadiran Roh Kudus bertujuan
menindaklanjuti karya penebusan terhadap orang berdosa yang telah
dikerjakan-Nya dengan cara menginsafkan dan menjelaskan kebenaran akan adanya
penghakiman di akhir jaman (Yohanes 16:7, 8). Harun Hadiwijono menyatakan
hubungan Roh Kudus dengan Yesus Kristus sebagai berikut:
B.7.
Memberi kuasa
Saat menyampaikan argumentasi mengenai asal-usul kuasa yang
dipakai-Nya untuk mengusir Setan, Tuhan Yesus mengakui Roh Kudus-lah yang
memberi-Nya kuasa (Matius 12:28). Rasul Paulus juga mengakui dalam menyusun
strategi pekabaran Injil ia mempergunakan cara mendemontrasikan kuasa di dalam
kekuatan Roh Kudus (1 Korintus 2:4, NIV). Hal itu dibuktikan Rasul Paulus pada
saat ia mempergunakan otoritas Roh Kudus untuk menghardik tukang sihir, dan
menjadikannya buta dalam beberapa hari (Kisah Para Rasul 13:9-12; 1 Yohanes 4:4).
Mengenai Roh Kudus yang mampu memberikan kuasa James I. Packer menyatakan:
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
pendidikan.
Makalah ini dibuat digunakan
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen Pengajar saya . Dengan
makalah ini juga dapat di buat untuk bahan pembelajaran atau pelengkap buku
modul pelajaran agama Kristen dalam materi pembelajaran tentang Peranan Roh
Kudus dalam Perjanjian lama dan Perjanjian baru.
Dalam makalah ini dijelaskan
juga tentang apa itu pengertian Peranan serta karya- karya Tuhan Roh Kudus
dalam Perjanjian lama dan Perjanjian baru.
Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Salam
Irma weni Simanjuntak
MAKALAH KARYA DAN PERANAN ROH
KUDUS DALAM PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU
DISUSUN OLEH :
NAMA : IRMA WENI SIMANJUNTAK
KELAS : EN – II C
NIM : 1505052058
MATA KULIAH : AGAMA
DOSEN PENGAJAR :
Pdt. BENGET NAPITUPULU, S.Th., M.Pd. K
T.A 2016/2017
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
Komentar
Posting Komentar